Bersyahadat
Harus Berilmu dari Kitab Alquran dan Hadis serta Meyakini Keduanya
Apa
dalilnya harus berilmu dalam bersyahadat dari Alquran dan hadis?
Allah
berfirman yang artinya, "Kecuali orang yang meyakini yang hak (tauhid)."
Yakni, bersyahadat bahwa tiada illah kecuali Allah. (Mereka orang-orang yang
meyakini) dengan hati-hati mereka yang artinya apa yang mereka ucapkan
denganlisan-lisan mereka.
Nabi saw. bersabda yang artinya, "Barang siapa yang mati dan dia tahu
bahwa tidak ada ilah melainkan Allah, maka ia masuk surga." (HR Muslim).
Apa dalilnya persyaratan harus yakin dalam Alquran dan sunah?
Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah
orang-orang yang eriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah,
mereka itulah orang-orang yang benar." (Al-Hujurat: 15).
Dan, Rasulullah bersabda, "Saya bersaksi tidak ada ilah melainkan Allah
dan aku (Muhammad) utusan Allah, maka Allah tidak meniupkannya kepada hamba yang
ragu-ragu kecuali baginya surga." (HR Ahmad).
Dan, sabdanya yang lain kepada Abu Hurairah r.a., "Siapa saja yang kamu
temui di balik dinding ini, dia bersaksi tiada ilah melainkan Allah dengan penuh
keyakinan dalam hatinya, maka berilah kabar gembira dengan surga."
Mana dalil adanya syarat mengikatkan diri secara lahir dan batin menurut
Alquran dan hadis?
Allah SWT berfirman, "Dan, barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada
Allah, sedang dia orang yang berbuat kebajikan, maka sesungguhnya ia telah
berpegang teguh kepada buhul yang kokoh." (Luqman: 22).
Dan, Nabi saw. bersabda, "Tidaklah beriman seseorang di antara kamu,
sehingga menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa-apa yang aku bawa."
Apa dasar syarat "harus menerimanya (syahadat)" dalam Alquran dan
sunah?
Allah SWT berfirman mengenai orang yang tidak mau menerima syahadat, "(Kepada
para malaikat diperintahkan): 'Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman
sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah."
Sampai firman Allah dalam surat yang sama, "Sesungguhnya mereka dahulu
apabila dikatakan kepada mereka 'Lailaha illallah' mereka menyombongkan diri
sambil berkata, 'Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan
kami karena seorang penyair gila'." (Ash-Shaffat: 23--36).
Rasulullah juga bersabda, "Perumpamaan Allah mengutusku dengan petunjuk
dan ilmu seperti Allah menurunkan hujan yang membasahi bumi, darinya tumbuh
rerumputan. Dengan tanah yang subur, air yang jernih, Allah memberikan manfaat
kepada manusia, mereka dapat meminumnya, untuk mengairi tanaman, dan berbagai
cocok tanam. Dan, ada juga sedang tanah yang kering, tidak ada air sehingga
tidak ada tanaman yang tumbuh di sana. Begitulah perumpamaan orang yang
mendalami agama Allah dan memanfaatkannya apa saja yang Allah utuskan kepadaku,
maka ia itulah orang yang berilmu dan mengajarkannya. Dan, juga perumpamaan
orang yang tidak mau mengambil dan menerima petunjuk Allah melalui risalahku."
(HR Bukhari).
Sumber:
200 Suual wa Jawaab fii Aqiidah al-Islamiyyah, Syekh Hafizh bin Ahmad Hakamy