Kebatinan dan Batiniyah
Kata kebatinan diambil dari kata bahasa Arab bathana, yang artinya batin atau dalam atau bagian dalam, yaitu lawan kata luar, atau bagian luar.Kata tersebut dipinjam oleh sebuah aliran yang menamakan dirinya Bathiniyah atau aliran kebatinan. Karena dalam melaksanakan ritual keagamaan hanya cukup di batin saja, atau cukup eling (ingat) saja tanpa gerakan tertentu. Bila ditinjau dari berbagai aspek baik kitab sucinya, ajarannya, cara ibadahnya, kepercayaan, dan lain-lainnya, maka tampak jelas bahwa aliran kebatinan atau yang lebih dikenal kejawen atau islam abangan, bukanlah suatu agama dan bukan pula bagian dari agama Islam. Hanya saja namanya yang mendompleng kata-kata Islam. Dimana mereka menyebutnya dengan sebutan Islam abangan, Islam kejawen, Islam kebatinan, Islam murni, Islam Hak, Islam kuring (Sunda), dan lain-lainnya, yang pada umumnya dengan embel-embel islam. Namun justru ajarannya menghina Islam. Aliran kebatinan tidak lebih hanyalah merupakan paguyuban atau organisasi yang terdiri atas beberapa manusia yang mengadopsi suatu kepercayaan yang bersifat ruhaniah dan meditasisme yang berujung untuk mendapatkan suatu ketenangan jiwa atau ketenangan batin, dari hasil embrio asimilasi akhlak berbagai ajaran agama, seperti Islam, Hindu, dan Budha. Jenis aliran kebatinan ini dikenal dengan sebutan aliran kepercayaan. Di masa sebelum perang kemerdekaan RI, jumlahnya sangat sedikit, namun mulai membengkak jumlahnya setelah Indonesia merdeka yaitu antara tahun 1950-1975M. Menurut catatan resmi dari PAKEM (Pengawas Aliran Kebatinan Masyarakat), di Jawa Tengah saja terdapat kurang lebih 103 aliran kebatinan yang terdaftar, sedangkan yang tidak terdaftar jumlahnya juga cukup banyak. Di Sumatra Timur, jumlah aliran kebatinan ini tidak kurang dari 96 macam. Nama aliran inipun berbeda-beda, seperti: Ngelmu Sejati, Islam Murni, Islam Hak, Islam Kejawen, Agama Kuning, dll.
Bila dilihat dari segi ajarannya dan cara menakwilkan
ayat-ayat Alquran serta ajaran Islam, aliran kebatinan yang ada di Indonesia
sebagian ada yang berkaitan dengan aliran Batiniyah, Qaramithah, Ismailiyah, dan
kaum Hassasun pimpinan Hasan bin Saba. Indikasi adanya hubungan antara aliran
Kebatinan dengan Batiniyah tersebut dapat dilihat dari sebutan kebatinan itu
sendiri, karena bahasa Arabnya kebatinan adalah batiniyah. Bukti yang
kedua adalah cara penakwilan Islam dan ajarannya. Aliran Kebatinan hampir sama
dengan Batiniyah sehubungan dengan cara menakwilkan Islam dan ajarannya. Hal itu
dapat dilihat beberapa contoh penakwilan Batiniyah terhadap Islam dan ajarannya.
1.
Berwudu artinya setia kepada iman.
2.
Tayamum artinya menyatakan setia
dengan perantara wakil imam, karena imamnya gaib.
3.
Salat maksudnya adalah menyembah disi
sendiri.
4.
Zakat maksudnya adalah membersihkan
batin.
5.
Kakbah maksudnya adalah Nabi Muhammad.
6.
Al-bab maksudnya adalah Ali bin Abu
Thalib.
7.
Bukit
Shafa maksudnya adalah
Nabi Muhammad.
8.
Bukit
Marwa maksudnya adalah Ali bin Abu Thalib.
9.
Miqat (tempat mulai Ibrahim haji)
maksudnya adalah menenangkan pikiran.
10.
Talbiyah (membaca labbaik …)
maksudnya adalah memenuhi panggilan iman.
11.
Thawaf mengelilingi Kakbah tujuh kali
putaran maksudnya adalah setia kepada imam kelompok Syiah Ismailiyah yang tujuh.
12.
Surga maksudnya dalah merasa diri
sangat tenteram karena tidak lagi terikat dengan perintah-perintah salat, puasa,
zakat, haji dan sebagainya.
13.
Neraka maksudnya adalah susah pikiran
karena masih terikat dan dibebani kewajiban salat, puasa, zakat, haji, dll.
14.
Sungai Susu di surga maksudnya
adalah sumber ilmu batin.
15.
Sungai dari khamr maksudnya adalah
ilmu lahir atau syariat.
16.
Sungai dari madu maksdunya adalah ilmu
kebatinan sejati yang diambil dari gurunya.
17.
Jin di zaman Nabi Sulaiman maksudnya
adalah kaum atau aliran kebatinan di masa itu.
18.
Setan-setan maksudnya adalah semua
orang yang masih mau dibodohi oleh syariat, seperti masih mau salat, puasa,
zakat, haji, serta ibadah lainnya.
19.
Taharah (bersuci) maksdunya adalah
membersihkan hati, selama hati sudah suci maka tidak perlu wudu, sedangkan orang
aliran Batiniyah adalah orang mukmin sejati, maka tidak perlu wudu.
20.
Junub maksdunya adalah durhaka kepada
imam dan percaya kepada ulama syariat. Orang yang demikian sudah kotor (junub).
Dia wajib mandi dengan menyatakan menyesal.
21.
Dajjal maksdunya adalah setiap orang
yang hanya mengamalkan syariat, dan pemimpinnya yang paling tinggi adalah Abu
Bakar. Abu Bakar itu matanya buta sebelah karena ia hanya berpegang teguh kepada
syariat lahir semata, tidak mementingkan kebatinan.
22.
Ya'jud dan Ma'juj maksudnya adalah
setiap orang yang masih mengikuti syariat dan meninggalkan kebatinan.
23.
Muhammad saw. maksudnya adalah dirimu
sendiri, bentuk dirimu sendiri adalah Muhammad. Kepalamu adalah mim; badan kamu
adalah ha; pusat kamu adalah miim; kedua kakimu adalah dal; maka berarti dirimu
adalah Muhammad.
24.
Kamu adalah Ali bin Abu Thalib. Mata
kamu adalah ain; hidungmu adalah laam; mulutmu adalah ya; maka kamu adalah Ali.
25.
Tongkat Musa adalah kekuatan kebatinan.
26.
Belalang, kutu, dan katak yang disebut
sebagai mukjizat Nabi Musa itu sebenarnya hanyalah alasan Nabi Musa menghadapi
musuhnya.
27.
Gunung-gunung bertasbih yang disebut
sebagai mukjizat Nabi Daud maksudnya adalah manusia yang teguh imannya.
28.
Nabi Isa anak Maryam, sebenarnya ia
adalah mempunyai bapak, yaitu Yusuf tukang kayu.
29.
Nabi Isa menyembuhkan orang yang
terkena penyakit kusta, maksudnya adalah kusta kekafiran.
30.
Nabi Isa menyembuhkan orang buta,
maksdunya adalah orang yang buta hatinya, yaitu orang yang bodoh, mereka buta
mata hatinya.
31. Ternyata ajaran aliran Batiniyah itu
mengambil dari istilah-istilah yang ada di dalam agama Islam tetapi diartikan
sesuai dengan caranya sendiri. Maka, akal sehat sangat mudah menilai bahwa
pengartian seperti itu atau penakwilan seperti itu tidak masuk akal, dan
terkesan dibuat-buat. Dan, sesungguhnya memang mereka itu membuat-buat takwil
yang tidak berdasar.
Sumber:
Diadaptasi dari Mengenal Aliran-Aliran Islam dan Ciri-Ciri Ajarannya, Drs.
Muhammad Sufyan Raji Abdullah, Lc.