Yahudi dan Ramalan Rasulullah
Oleh Sholeh Hasyim*
Bila mengingatkan kata
Yahudi, orang sering menyamakan stigma seperti stigma "PKI" .
Peristiwa di Palestina, agresi di Iraq, dan mungkin, akan menunggu giliran lagi
beberapa negeri muslim lainnya,mungkin juga Indonesia?adalah fakta nyatanya
bahwa ulah Yahudi adalah sangat merusak dan "bar-bar". Ramalan
Rosulullah di bawah ini patut anda renungkan kembali
"Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin
memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi
dibalik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata : Hai muslim ! Hai hamba
Allah ! Ini Yahudi dibelakangku, kemarilah aku, bunuhlah dia ! Kecuali pohon
ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohon orang Yahudi." (HR. Muslim
VII/188, Bukhari IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308)
Fenomena pertentangan antara ummat Islam dan Yahudi di Palestina
semakin meningkat. Berbagai tindakan kekerasan terhadap ummat Islam tak kunjung
berakhir, sekalipun bangsa-bangsa di dunia telah mengutuknya. Pengakuan Yahudi
atas Yerusalem, ternyata menimbulkan kesalahpahaman ummat Islam dalam menyikapi
Yahudi, dengan membandingan Yahudi jaman dahulu dan sekarang. Mereka menyamakan
Yahudi dahulu yang beriman kepada Musa `Alaihis salaam (as) dengan Yahudi
sekarang. Penyamaan sikap ini berakibat buruk baik dalam aspek aqidah maupun
amal. Ada beberapa hal penting seperti dijelaskan dalam syariat dan sejarah;
pertama, sesungguhnya Bani Israil yang mengimani ajaran Musa As berbeda dengan
Yahudi sekarang. Yahudi dahulu terdiri dari kaum Muslim, dan Mukmin. Sedangkan
sekarang terdiri dari kaum kafir, musyrik, dan penentang ajaran Musa yang telah
keluar dari syariatnya. Bani Israil adalah keturunan Ya'qub Alaihissalam.
Ibrahim pernah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub.
Ibrahim berkata: "Hai anak-ankakku, Sesungguhnya Allah telah memilih
agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama
Islam." (al-Baqarah: 132). Yusuf as juga menegaskan hal yang sama,"Dan
aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah
patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah."
(Yusuf : 38) Ini sama dengan pesan Allah tentang orang-orang Yahudi yang
mengimani ajaran Musa As. "Dan Kami jadikan di antara mereka (Bani
Israil) itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika
mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami (QS. Sajdah : 24)
Ayat lain mengatakan, "Dan sungguh telah Kami pilih mereka dengan
pengetahuan (kami) atas bangsa-bangsa." (ad-Dukhan: 32)
Adapun orang-orang Yahudi yang keluar dari ajaran Musa, secara
otomatis mereka telah jatuh pada kemusyrikan. Mereka yang musyrik itu seperti
disebut dalam ayat-ayat berikut ini: Orang-orang Yahudi berkata, tangan Allah
terbelenggu, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang
dilaknat disebabkan apa yang mereka katakan itu (al-Maidah: 64), mereka
menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah (at-Taubah:
31). Orang-orang Yahudi berkata : Uzair itu putera Allah (at-Taubah: 30). Jadi,
Yahudi sekarang tidak ada kaitannya dengan Yahudi yang beriman kepada Musa As.
Adapun klaim mereka terhadap bumi Palestina, itu merupakan pengembangan dari
kekufuran mereka terhadap Musa As. dan nabi-nabi sesudahnya. Mereka telah keluar
dari tauhid dan syariat Musa As.
Kedua : Kebanyakan Yahudi sekarang bukan berasal dari Bani Israil.
Orang-orang Yahudi yang merampas wilayah Palestina sekarang, bukan berasal dari
keturunan yang dulu pernah bersama-sama hidup dengan Musa as. Sekarang, Yahudi
keturunan Israil, yang dikenal dengan sebutan Safaradim, tidak lebih dari 20%
jumlahnya di dunia. Komunitas inipun percampuran dari berbagai etnis lain karena
pernikahan dll. Sebagian kecil dari jumlah di atas, bukanlah asli keturunan Bani
Israil. Adapun mayoritas kaum Yahudi di dunia yang mencapai 80%, itu berasal
dari Eropa, dan berbagai negara di dunia. Mereka dikenal dengan sebutan al-Asykanazim,
dimana mereka memasuki ajaran Yahudi yang sarat dengan paganisme.
Bukti sejarah di atas menjadi jelas bahwa kaum Yahudi sekarang
adalah penjajah. Mereka tidak berhak atas kepemilikan bumi Palestina, karena
telah keluar dari ajaran Musa As yang benar dan mengubah-ubah kitab Taurat.
Palestina adalah bumi kaum muslimin, tidak berhak bagi bangsa lain untuk
memilikinya. Sesungguhnya, Palestina bukanlah milik Bani Israil, tetapi milik
kaum Jabbariyin yang hidup sebelum Bani Israil. Allah mengizinkan kepada Bani
Israil untuk memasuki wilayah Palestina, jika mereka masih komitmen terhadap
ajaran yang benar. Jika tidak, secara otomatis izin tinggal dari Allah di Baitul
Makdis telah dicabut.
Ketiga: Sesungguhnya sifat dasar Yahudi yang diabadikan dalam al-Quran
dari masa ke masa adalah pengkhianat, penakut, provokator, pemicu permusuhan,
penipu, sombong dll. Sikap itu terlihat ketika mereka menyakiti Musa as. dan
keluar dari ajaran Taurat. Itulah sikap dasar yang tertanam secara turun temurun.
Sehingga sifat-sifat tercela mereka sebagai bagian dari agama mereka yang selalu
rentan dengan perubahan. Mereka tanamkan ajaran berbahaya itu kepada anak cucu
mereka dan kepada orang yang masuk agama mereka. Hanya sebagian kecil saja dari
mereka yang masih memiliki komitmen terhadap Musa As ( al-Maidah: 59dan 62). Di
antara mereka ada golongan pertengahan (al-Maidah: 66).
Kehancuran Yahudi
Hadits di atas mengajarkan kepada kita untuk merancang masa depan,
sekalipun masa depan itu sesuatu yang ghaib. Dan yang bisa mengetahui hal-hal
ghaib, hanyalah Allah. (QS. an-Naml: 65). Tetapi Allah mempunyai sunnatullah
yang berlaku pada diri manusia. Ungkapan hadits di atas menjelaskan, peperangan
yang akan terjadi bukanlah peperangan lokal antara orang Yahudi dan Muslim
Palestina. Tetapi awal peperangan terhadap Yahudi yang sekarang mendominasi
dunia. Apabila terjadi pertarungan global dan ummat Islam memperoleh kemenangan
sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah saw, maka akan mengubah sejarah para
penguasa Yahudi di dunia. Bila terjadi kekalahan, maka tidak ada lagi satu
kekuasaanpun yang tertinggal untuk orang Yahudi di dunia. Ketika itu
kepemimpinan dunia akan berubah dengan konsep lain yang sesuai dengan fitrah
manusia.
Jahiliyah modern sudah lama menyimpan berbagai penyakit karena
mengingkari Allah dan akhirat. Dimana-mana terjadi penganiayaan, permusuhan,
dekadensi moral, peperangan yang menghancurkan. Berbagai isme yang lain telah
gagal dalam mengantarkan manusia modern menuju pintu gerbang kebahagiaan. Kini,
manusia telah dijangkiti penyakit jiwa yang sangat akut. Mereka kehilangan
harapan, kecewa, selalu dibayangi ketakutan dll. Mereka menunggu terwujudnya
pandangan hidup yang bisa mencerdaskan akal, mencerahkan hati dan memperbaiki
akhlaq mereka. Akan terjadi Nubuwwah padamu sesuai dengan kehendak Allah.
Lalu Allah akan mengangkat (melenyapkan-Nya) jika Dia menghendakinya. Setelah
itu, akan muncul khilafah yang sesuai dengan manhaj nubuwah. Maka sesuai
dengan kehendak Allah, ia akan berada, lalu Allah akan melenyapkan jika Ia
menghendaki. Kemudian akan datang raja yang zhalim. Maka iapun akan bercokol
sesuai dengan kehendak-Nya. Kemudian akan ada raja yang tirani, maka iapun
muncul sesuai dengan kehendak Allah, kemudian ia lenyap, jika Allah menghendaki.
Baru setelah itu akan timbul kembali khilafah di atas manhaj nubuwah (HR. Ahmad
dari Hudzaifah al-Yaman).
Berbeda dengan sebagian orang Muslim, orang-orang Yahudi yakin
dengan prediksi Rasulullah itu. Sampai hari ini, mereka memperbanyak menanam
pohon ghorqod di kebun-kebun mereka. Mereka mengambil pengalaman dari
berbagai peperangan dengan kaum muslimin pada masa Rasulullah ataupun masa
intifadhah akhir-akhir ini. Pengalaman itu membuat Yahudi berusaha menghadang
lajunya gerakan Islam di dunia. Harap tahu saja, simbol Yahudi internasional
yang berbentuk seperti garpu, itu sesungguhnya simbol pohon ghorqod.Yang
menjadi catatan, apakah peperangan di bumi Baitul Maqdis merupakan cikal bakal
peperangan global Yahudi melawan Islam? Apalagi Yahudi dari berbagai belahan
dunia telah berkumpul di satu tempat, sehingga mudah dihancurkan. Hanya Allah
Yang Maha Mengetahui kapan terjadinya peperangan yang menentukan nasib terakhir
kaum Yahudi itu.
Yang terpenting bagi ummat Islam sekarang adalah melakukan
penguatan aqidah, i'dad dan berjihad melawan Yahudi. Nash syariah dan bukti
sejarah menunjukkan, perang melawan kekufuran akan senantiasa berlanjut. (QS.
al-Baqarah 120 dan 109, Ali-Imran: 118). Sehingga Allah akan menolong ummat
Islam, bila mereka memenuhi persyaratan untuk ditolong. Kita hanya bisa berdoa
dan bekerja keras dalam menegakkan syariat di bumi. Keputusan terakhir kita
serahkan kepada Allah. `Alaihi tawakkaltu wa ilaihi unib.
•(Penulis adalah kontributor media cetak Islam, diambil dari Hidayatullah.com)