Bertasawuf-lah Kalau Mau Ruwet

 Imam As-Syafi'i berkata: "Seandainya seseorang menjadi sufi pada pagi hari, maka siang hari sebelum dhuhur ia menjadi orang yang dungu. Beliau -Imam As-Syafi'I- juga pernah berkata, "Tidaklah seseorang menekuni tasawuf selama 40 hari, lalu tidak ada jaminan akalnya(masih bisa) kembali nomal selamanya." (Ibnul Jauzi, Talbis Iblis).

Apakah ungkapan Imam As-Syafi'i Rahimahullah itu masih bisa kita lihat dijaman sekarang ini? Coba mari kita buktikan dengan menelusuri contoh nyata berikut ini:

Sebuah buku yang isinya membela tasawuf sengaja ditulis oleh Tengku Zulkarnaen dengan judul Salah Faham Penyakit Umat Islam Masa Kini-Jawaban Atas Buku Rapot Merah Aa Gym. Buku ini diterbitkan Yayasan Al-Hakim, Jakarta, Agustus 2003, setebal 236 halaman. Buku ini dimaksudkan untuk membantah terhadap buku Rapot Merah Aa Gym, MQ di Penjara Tasawuf, tulisan Abdurrahman Al-Mukaffi, Darul Falah, Jakarta, April 2003.

Ada kejanggalan-kejanggalan di sana-sini dalam bukunya Tengku Zulkarnaen ini diantaranya adalah sebagai berikut :

Kutipan: Abdurrahman Al-Mukaffi selanjutnya mengatakan bahwa perlakuan The New York Times dan majalah Time menyanjung Aa Gym tiada lain untuk membentuk publik figur yang pada akhirnya membentuk opini publik, bahwa demikianlah sesungguhnya Islam yang benar seperti itu, seperti yang dibawa Aa Gym. Mereka menganggap metode Manajemen Qalbu (MQ) yang Aa Gym kembangkan itu memungkinkan dan memberi peluang besar, terseretnya orang-orang muslim. ke dalam agama Yahudi dan Nasrani “. (Buku Rapot Merah, halaman 4). Kemudian Tengku Zulkarnaen dalam bukunya mengatakan: “Alangkah kejinya tuduhan tersebut, sebuah tuduhan yang hanya muncul dari orang-orang penderita sakit kejiwaan berupa "religious phobia"- yaitu salah satu penyakit jiwa, dimana sang penderita senantiasa merasa benci dan tertekan dengan keberadaan agama lain di sekitarnya. Dan dia cenderung ingin menghancurkan seluruh agama lain yang ada kecuali agamanya sendiri. Hal ini amat bertentangan dengan ajaran Islam yang tetap memberikan kebebasan, pada semua pemeluk agama lain, dan terlarang memaksa mereka masuk Islam” (buku Salah Faham Penyakit Umat, hal 8-9)

1

ke halaman-2