Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab
Firman
Allah Ta'ala:
"Katakanlah (Muhammad kepada kaum musyrikin): Terangkanlah kepadaku tentang apa-apa yang kamu seru selain Allah. Jika Allah menghendaki untuk menimpakan suatu bahaya kepadaku, apakah mereka mampu menghilang kan bahaya itu. Atau jika Allah menghendaki untuk melimpahkan suatu rahmat kepadaku, apakah mereka mampu menahan rahmat-Nya? Katakanlah: Cukuplah Allah bagiku, hanya kepadaNya-lah bertawakal orang-orang yang berserah diri." (Az-Zumar: 38)
Imran
bin Husein radhiyallahu 'anhu, menuturkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam melihat seorang laki-laki terdapat ditangannya gelang kuningan, maka
beliau bertanya: 'Apakah ini?' Orang itu menjawab: 'Penangkal sakit.' Nabipun
bersabda: 'Lepaskan itu, karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu;
sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan
beruntung selama-lamanya.' (HR Imam Ahmad dengan sanad yang bisa diterima)
Dari
riwayat Imam Ahmad pula dari 'Uqbah bin Amir dalam hadits marfu': "Barangsiapa
menggantungkan tamimah, semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya, dan
barangsiapa menggantungkan wada'ah, semoga Allah tidak memberi ketenangan pada
dirinya. Disebutkan dalam riwayat lain: Barangsiapa menggantungkan tamimah, maka
dia telah berbuat syirik."
Tamimah:
sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak/orang dewasa sebagai penangkal atau
pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang dan lain
sebagainya.
Wada'ah:
sesuatu yang diambil dari laut, menyerupai rumah kerang; menurut anggapan
orang-orang jahiliyah dapat digunakan sebagai penangkal penyakit. Termasuk dalam
pengertian ini adalah jimat.
Ibnu
Abi Hatim meriwayatkan dari Hudzaifah, bahwa ia melihat seorang laki-laki
ditangannya ada benang untuk mengobati sakit panas, maka dia putuskan benang itu
seraya membaca firman Allah Ta'ala: "Dan sebagian besar dari mereka itu
beriman kepada Allah, hanya saja mereka pun berbuat syirik (kepadaNya)."
Kandungan
dari tulisan ini:
Dilarang
keras memakai gelang, benang dan sejenisnya untuk maksud-maksud seperti
tersebut di atas.
Dinyatakan
bahwa sahabat tadi apabila mati, sedangkan gelang (atau sejenisnya) masih
melekat pada tubuhnya, tidak akan beruntung. Ini menunjukkan kebenaran
pernyataan para sahabat bahwa:"Syirik ashghar lebih berat daripada
perbuatan dosa besar."
Syirik
tidak dapat dimaafkan dengan alasan karena tidak mengerti.
Gelang,
benang dan sejenisnya tidak berguna untuk menolak atau mengusir sesuatu
penyakit, bahkan berbahaya; karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "...karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu."
Mengingkari
dengan keras terhadap orang yang melakukan perbuatan seperti itu.
Dijelaskan
bahwa orang yang menggantungkan sesuatu barang untuk maksud- seperti
tersebut di atas, Allah akan menjadikan dirinya mengandalkan barang itu.
Dinyatakan
bahwa orang yang menggantungkan tamimah telah melakukan suatu perbuatan
syirik.
Mengikatkan
benang pada tubuh untuk mengobati sakit panas termasuk syirik.
Pembacaan
ayat tersebut yang dilakukan oleh Hudzaifah menunjukkan bahwa para sahabat
menggunakan ayat-ayat yang berkenaan dengan syirik akbar sebagai dalil untuk
syirik ashghar, sebagaimana tafsiran yang disebutkan Ibnu 'Abbas dalam salah
satu ayat dari surah Al-Baqarah.
Menggantungkan
wada'ah sebagai penangkal atau pengusir 'ain termasuk pula syirik.
Orang
yang menggantungkan tamimah dido'akan semoga Allah tidak mengabulkan
keinginannya; dan orang yang menggantungkan wada'ah dido'akan semoga Allah
tidak memberi ketenangan pada dirinya.
Dikutip
dari buku: "Kitab Tauhid" karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Penerbit: Kantor Kerjasama Da'wah dan Bimbingan Islam, Riyadh 1418 H.