Jin Muslim

Seperti dikemukakan bahwa, ada jin yang taat kepada Allah dan ada pula yang durhaka, membangkang terhadap perintah-Nya dan mengajak kepada kedurhakaan. Jin muslim yang taat, yang mendengar dengan tekun ayat-ayat Alquran memahami pesan-pesannya serta mengecam kaumnya yang membangkang.  Dalam surah Al-Jin, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya kami telah mendengar Quran yang menakjubkan, yang memberi petunjuk ke jalan yang benar." Demikian ucapan mereka ketika pertama kali mendengar ayat-ayat Alquran. "Kami sekali-kali tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami." (Al-Jin: 2--3).

Demikian jin yang beriman mengemukakan keyakinan mereka dengan murni tidak disentuh oleh kekeruhan, tidak pula bercampur dengan khurafat. Hal ini karena sebelum mengenal Alquran, mereka telah mengenal kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa a.s., sebagaimana ucapan mereka dalam ayat lain ketika menyampaikan tentang Alquran kepada kaum mereka. Mereka berkata, "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Alquran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya legi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus." (Al-Ahqaaf: 30). Mereka tahu bahwa ada di antara mereka yang durhaka, mengada-ada terhadap Allah, antara lain ada yang mengatakan bahwa terjalin hubungan antara Allah dengan jin, yang menghasilkan anak-anak berupa malaikat. Jin muslim yang taat dengan tegas membantah dengan menyatakan, "Bahwa Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami. Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak." (Al-Jin: 3).

"Orang yang kurang akal dari jenis kami, dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah." (Al-Jin: 4). Mereka heran dengan pernyataan itu, karena seperti kata mereka, "Sesungguhnya kami tadinya mengira bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah." (Al-Jin: 5).Dalam ayat-ayat di atas terbaca betapa bersih hati mereka, sampai-sampai mereka tidak menduga bahwa ada manusia atau jin yang berbohong. Tetapi, begitulah kenyataan yang mereka jumpai pada manusia dan jin yang durhaka. Bahkan lebih dari itu, ada manusia yang meminta perlindungan kepada jin, atau ada jin yang merasa dapat memberi perlindungan kepada manusia. Ada beberapa orang di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa di antara jin. Maka, jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesulitan. Demikian ucapan jin lebih lanjut, sebagaimana diabadikan dalam surah Al-Jin ayat 6.

Meskipun jin muslim yang diceritakan di dalam Alquran itu adalah mereka yang beriman dengan benar, murni, tidak bercampur dengan khurafat, tidak menutup kemungkinan ada jin-jin muslim yang keislaman dan keimananya masih lemah. Hal itu sama halnya dengan manusia, yang juga diceritakan di dalam Alquran tentang orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah, tetapi di kalangan manusia ada saja yang keimanan dan keislamannya masih lemah.Dengan demikian, antara bangsa manusia dengan bangsa jin ada kesamaan dalam beragama atau berkepercayaan. Jika manusia ada yang beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha, kebatinan, dll, di kalangan bangsa jin juga demikian. Hal ini dapat kita lihat di dalam kenyataan sehari-hari bahwa banyak rekan-rekan dakwah kita yang menghadapi orang yang kesurupan, setelah ditanya agamanya apa, ternyata jin yang merasuk ke dalam tubuh manusia itu bermacam-macam agamanya: ada yang beragama, ada yang tidak; ada yang Islam, ada yang nashrani, yahudi. "Sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda." (Al-Jin: 11)

Referensi:
1.Luqath al-Marjan fi al-Ahkam al-Jan, Imam Jalaluddin as-Suyuth

Kembali