Tidur Menurut Tuntunan Rasulullah

OIeh: Abu Abdillah AI-Atsari

 Pembaca yang dirahmati Allah, kita lanjutkan kembali pembahasan adab-adab Islam menurut As-Sunnab. Pada edisi kali ini kami akan jelaskan tentang adab tidur menurut tuntunan Rasulullab, kemudian sebagai amanat ilmiah penulis sampaikan bahwa makalah ini disarikan dan kitab “Kitabul Adab” karya Syaikh Fuad bin Abdul Aziz As-Syalbub dengan tambahan referensi lainnya yang mendukung. Semoga bermanfaat.

L        Tidur Sebagai Tanda Kekuasaan  Allah

Allah berfirman : Dan diantara tanda— tanda kekaasaan -Nya ialah tidurmu diwaktu malam dan siang hari dan usaha mu mencari sebagian dan karunia-Nva. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda - tanda bagi kaum yang mendengarkan. (QS. Ar-Ruum:23). Allah juga berfirman: Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat. (QS.An-Naba: 9). Imam lbnu Katsir berkata: Yaitu termasuk tanda-tanda kekuasaanNya Allah menjadikan sifat tidur bagi kalian diwaktu malam dan siang. dengan tidur, ketenangan dan rasa lapang dapat tercapai dan rasa lelah serta kepenatan dapat hilang”. (Tafsir Ibnu Katsir:3/402).

II. ADAB TIDUR

  1. Anjuran Qoyluulah

Berkata Ibnu Atsir: “Qoyluulah adalab istirahat di pertengahan siang walaupun tidak tidur”. (Nihayah  fi Ghoribil Hadir 4/133). Berdasarkan hadits:  Dari Sahl Bin Sa‘d, dia berkata: “Jikalah  kami Qoyluulah dan makan siang kecuali setelah shalat jum'at (HR.Bukhari 939 dan Muslim 859). Juga Rasulullah bersabda :"Qoyluulah kalian sesungguhnya syaiton tidak Qoyluulah"(HR. Abu Nuaim dalam At-Thib 12/1,Thabrani dalam al-Ausath:2725) Al-hafizh Ibnu Hajar berkata :"Hadist diatas menunjukkan bahwa Qoyluulahtermasuk kebiasaan para sahabat Nabi setiap harinya.(fathul Bari:11/83)

  1. Tidur di awal malam

Rasulullah, ada]ah teladan bagi setiap muslim. maka barang siapa yang memperhatikan tidurnya, niscaya di akan mendapati bahwa tidurnya beliau paling sempurna dan paling bermanfaat bagi tubuh. Beliau tidur diawal malam dan bangun diawal sepertiga malam. Sahabat mulia Ibnu Abbas pernah bertutur: Suatu ketika aku pernah bermalam dirumah bibiku Maimunah untuk melihat bagaimana shalatnya Rasulullah beliau berbincang sejenak bersama istrinya kemudian tidur (HR. Muslim: 763).

  1. Dibencinya tidur sebelum lsva’ dan ngobrol setelahnva.

Berdasarkan hadits: Dan abu barzah bahwasanya rasulullah membenci tidur sebelum Isya dan bercakap-cakap sesudahnya. (HR. Bukhari 568 dan Muslim: 647). AI-Hafizh lbnu Hajar berkata: “Dibencinva tidur sebelum lsya karena dapat melalaikan pelakunya dari shalat Isya’ hingga keluar waktunya, adapun bercakap­cakap setelahnya yang tidak ada manfaatnya-pent, dapat meyebabkan tidur hingga shalat shubuh dan luput dari shalat malam”. (Fathul Bari 1/278). Kemudian Al-Hafizh menegaskan bahwa larangan bercakap-cakap setelah Isya’ dikhususkan pada percakapan yang tidak ada manfaat dan kebaikan didalamnya. (Fathui Bari 1/278). Adapun percakapan yang bermanfaat maka tidaklah termasuk dalarn larangan ini, sebagaimana diterangkan dalam sebuah riwayat bahwasanya Nabi bersama Abu Bakar pernah bercakap-cakap hingga larut malam karena urusan kaum muslimin. (HR. Tirmidzi 169, Abmad I / 15, dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah 278 1).

 

1

Ke halaman 2